Jumat, 26 Mei 2017

TUGAS MINI RISET MANAGEMEN PENDIDIKAN


(Tugas Report)

Mini Riset Manajemen Pendidikan
PENGELOLAAN PEMBIAYAAN SEKOLAH ( SMK N 1 BERINGIN DAN SMP MUHAMMADIYAH 58 MEDAN )








Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti Perkuliahan Manajemen Pendidikan
Oleh,

        NAMA : REZI ZULFAHMI
NPM    : 1602050098


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya mengucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pengelolaan Pembiayaan Sekolah (SMK N 1 Beringin Dan SMP Muhammadiyah 58 Medan”.
Penulisan Mini Riset ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan. Pepatah mengatakan tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu penulis sadar dalam laporan ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf dan meminta kepada bapak dosen, kiranya sudi memberikan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya. Sekian dari penulis semoga tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat bermanfaaat bagi yang membacanya.














ABSTRACT
            Hasil penelitian ini adalah (1) sumber penghasilan di SMK N 1 Beringin SMP Muhammadiyah 58 yang tercantum dalam anggaran. Sumber pendapatan dari pemerintah pusat melalui APBN, pemerintah provinsi melalui daerah anggaran provinsi dan anggaran. Sumber pendapatan pemerintah BOMM diperoleh melalui pengajuan proposal. Selain pemerintah, masyarakat dan orang tua memiliki partisipasi dana sekolah yang lebih besar dengan memberikan dukungan finansial untuk pelaksanaan program sekolah. (2) alokasi dana untuk pembiayaan pendidikan secara umum dan bertujuan untuk merata untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Efisiensi alokasi dilakukan dengan menggunakan anggaran sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan untuk mengantisipasi kendala anggaran, mecanisme yang diadopsi dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan benar, efektif dan efisien penggunaan belanja anggaran umum yang memperhatikan prinsip sekolah, dengan Mengacu pada RAPB dan prioritas. (3) Tanggung jawab keuangan yang dilakukan oleh bendahara dan prinsip sekolah diketahui oleh komite sekolah setiap bulannya, disertai dengan mendukung kelengkapan dan variasi data, bukti pembelanjaan, dan rincian pengeluaran keuangan. Dalam edisi berupa laporan triwulanan. Penyampaian laporan bulanan yang akan disampaikan oleh masyarakat diposting di papan buletin. Sehingga setiap komunitas, melalui para siswa dan komite sekolah dapat membaca laporan keuangan.
Kata kunci: Pendanaan, Alokasi, Realisasi, Pembiayaan, Akuntabilitas




PENDAHULUAN
Upaya pengelolaan pembiayaan di SMK Negeri 1 Beringin dan SMP Muhammadiyah 58 dilakukan dengan  berprinsip pada transparansi, akuntabilitas, efisien dan efektif. Berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa kepala sekolah dan guru menyadari sepenuhnya bahwa biaya pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dan menentukan kegiatan pembelajaran. Hampir semua kegiatan membutuhkan biaya sehingga dapat dikatakan tanpa biaya, proses pendidikan di SMK Negeri 1 Beringin dan SMP Muhammadiyah 58  tidak berdaya sama sekali. Biaya yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pendidikan di SMK Negeri 1 Beringin dan SMP Muhammadiyah 58  memiliki cakupan yang luas yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang, barang ataupun tenaga (yang dapat dihargai dengan uang).
Pentingnya pembiayan menuntut Kepala Sekolah dan Guru untuk melakukan pengelolaan sumber dana pendidikan secara efektif dan efisien. Pengelola keuangan terutama dalam mengalokasikan penggunaan uang sudah sepantasnya dilakukan oleh sekolah. Hal ini juga disadari oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling memahami kebutuhannya sehingga desentralisasi pengalokasian uang sudah dilimpahkan ke sekolah. Sekolah harus diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan sehingga sumber keuangan tidak semata-mata tergantung pada pemerintah.
Pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 1 Beringin dan SMP Muhammadiyah 58 merupakan salah satu factor penting bagi terlaksananya proses pendidikan yang pada gilirannya memberikan dampak pada mutu. Namun diakui, ini tidak berarti dengan tersedianya biaya, mutu pendidikan akan meningkat dengan sendirinya. Mutu pendidikan merupakan fungsi dari sejumlah factor input dan proses. Factor yang bermuatan biaya akan memberikan input terhadap mutu pendidikan melalui pengelolaan yang efektif dan efisien.
Dalam hal pengelolaan keuangan SMK Negeri 1 Beringin dan SMP Muhammadiyah 58 Medan, biaya yang diperoleh selain berasal dari pemerintah, sekolah juga dapat menggalang dana dari orang tua siswa ataupun masyarakat. Perencanaannya dituangkan dalam RAPBS dan hal ini merupakan target yang harus dicapai.
Keuangan sekolah merupakan bagian yang amat penting karena setiap kegiatan di sekolah memerlukan biaya. Harsono (2008: 9), mengungkapkan bahwa biaya pendidikan adalah semua pengeluaran yang memiliki kaitan langsung dengan penyelenggaraan dengan penyelenggaraan pendidikan. Setiap pengeluaran yang tidak mempunyai kaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan dapat disebut dengan pemborosan atau pengeluaran yang seharusnya dapat dihindari atau dicegah.
Menurut Mulyasa (2003: 47) keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber dana yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal ini terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Pengelolaan keuangan diartikan sebagai tata pembukuan. Dalam arti luas diartikan sebagai pengurusan dan pertanggungjawaban, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dari penyandang dana, baik individu maupun lembaga (Anonim, 2010: 6). Penggunaan anggaran dan keuangan sekolah, dari sumber manapun didasarkan pada prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan sebagai berikut: (1) Hemat, tidak mewah, efisien dan efektif dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. (2) Terarah dan terkendali sesuai rencana , program dan kegiatan. (3) Terbuka dan trasparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga 3 tersebut perlu dicatat dan dipertanggungjawabkan serta disertai bukti penggunaannya. (4) Sedapat mungkin menggunakan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri sejauh hal itu dimungkinkan.
IDENTIFIKASI MASALAH
Penetapan identifikasi masalah dalam kajian ini sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, adalah sebagai berikut : (a) Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah kabupaten deli serdang dalam membiayaai di tingkat sekolah menegah pertama dan sekolah menegah kejuruan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar peserta didik belum memiliki dasar yang kuat karena banyak nya jumlah sekolah diseluruh kota medan dan di kabupaten deli serdang yang harus dibiayai sehingga belum memiliki dasar yang kuat. (b) Kebijakan pembiayaan yang ditetapkan untuk dapat mendukung proses pendidikan, belum dipahami secara jelas. (c) Besaran biaya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah menegah pertama dan sekolah menegah kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, belum dapat diperhitungkan secara tepat. (d) Besarnya saingan dengan sekolah lain yang memiliki banyak dana untuk meningkatkan mutu sekolah seperti memperbanyak sarana dan prasarana disekolah masih menjadi permasalahan di SMP Muhammadiyah 58 Medan.








RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini rumusan masalahnya diarahkan kepada pengelolaan pembiayaan SMP dan SMK, yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik atau learning needs. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya kejelasan yang berkenaan dengan : 1) Dasar pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan perlu memperhatikan sekolah SMP Muhammadiyah 58 dan SMK N 1 Beringin untuk membiayai pendidikan sekolah. 2) Kebijakan pembiayaan harus ditetapkan. 3) Besarnya biaya yang diperlukan sekolah untuk meningkatkan sara dan prasara sekolah demi menunjang mutu sekolah. 4) Efektifitas dan efisiensi pembiayaan.  5) Model pengelolaan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
Berdasarkan fokus kajian diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah diatas adalah “Bagaimana pengelolaan pembiayaan SMP Muhammadiyah 58 Medan dan SMK Negeri 1 Beringin yang sesuai dengankebutuhan sekolah dan kebutuhan belajar peserta didik ?”
Dimana batasannya meliputi sumber dana yang diterima sekolah, perencanaan penggunaan dana, pelaksanaan dalam menggunakan dana (menyangkut pengalokasian dan pendistribusian dana), dan pengawasan dana yang digunakan oleh sekolah.





LANDASAN TEORI
1.      Konsep Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai kajian tentang bagaimana pendidikan dibiayai, siapa yang membiayai serta siapa yang perlu dibiayai dalam suatu proses pendidikan. Pengertian ini mengandung dua hal yaitu berkaitan dengan sumber pembiayaan pendidikan dan alokasi pembiayaan pendidikan. Thomas John (1958:20) juga mengungkapkan dalam konsep pendidikan sedikitnya ada 3 pertanyaan yang terkait didalamnya yaitu bagaimana uang diperoleh untuk membiayaai lembaga pendidikan, dari mana sumbernya, dan untuk apa atau siapa dibelanjakan.
Dalam “George Psacharopoulus” C. Benson mengungkapkan bahwa pembiayaan pendidikan menekankan pada distribusi sumber-sumber agar pendidikan mencapai hasil yang telah ditetapkan. Ada tiga kriteria yang digunakan untuk menilai sistem pembiayaan pendidikan yaitu (1) edukasi (kecukupan) ketersediaan sumber daya untuk layanan pendidikan, (2) efisiensi dalam distribusi sumber pendidikan, dan (3) pemerataan dalam distribusi sumber-sumber pendidikan.
Setiap kebijakan dalam pembiayaan sekolah akan mempengaruhi bagaimana sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Dengan mengkaji berbagai peraturan dan kebijakan yang berbeda-beda disektor pendidikan.
2.      Biaya pendidikan
Biaya pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan oleh individu peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan. Biaya pendidikan tidak sama dengan pengeluaran pendidikan, kareta pertama biaya pendidikan tidak hanhya mencakup pengeluaran untuk kegiatan rutin (seperti pembayaran untuk layanan guru yang diberikan selama waktu tertentu) namun juga pengeluaran pembangunan dengan istilah “kapital/modal” seperti : pengeluaran untuk bangunan dan perlengkapan, perbaikan renovasi bangunan dll.
Biaya pendidikan langsung merupakan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa atau keluarga sekolah. Biaya langsung, berwujud dalam bentuk pengeluaran uang yang secara langsung digunakan untuk membiayai penyelenggaraan PBM, penelitian dan pengabdian masyarakat, gaji guru dan pegawai lainnya buku, bahan perlengkapan, dan biaya perawatan. Kebanyakan biaya langsung yang dikeluarkan berasal dari sistem sekolah sendiri, dikeluarkan selain untuk menjaga kelancaran dan kualitas belajar juga untuk keperluan administrasi sekolah atau alat tulis kantor.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,  kerena dalam mengkaji masalah peneliti tidak membuktikan atau menolak hipotesis yang dibuat sebelumnya tetapi mengolah data dan menganalisis suatu masalah secara non numerik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan etnografi. Mantja (2008 : 2) menyatakan bahwa etnografi merupakan rekontruksi budaya sekelompok manusia atau hal-hal yang dianggap budaya dalam berbagai kancah kehidupan manusia.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara, wawancara terhadap informan yang merupakan sumber data dengan topik wawancara yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi wawancara. Observasi, observasi yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi observasi dan checklist observasi.


HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Sumber-Sumber Dana Pendidikan di SMK N 1 Beringin & SMP Muhammadiyah 58 Medan
Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terkait dengan sumber dana pendidikan meliputi: sumber dana yang diperoleh dari pemerintah pusat melalui pengajuan proposal. Dana yang diperoleh dari pemerintah daerah tidak mencukupi operasional sekolah. Sekolah mengelola dana BOMM. Sumber dana yang diperoleh dari orang tua/wali murid ditentukan melalui rapat anggota komite sekolah. Sumber dana yang bersifat sukarela berasal dari masyarakat yang peduli terhadap perkembangan sekolah. Secara bersama-sama menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk menyelaraskan kebutuhan sekolah dan masyarakat dan pengelolaan pendidikan.
Sumber keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan 8 mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Adanya dana yang diperoleh dari orang tua dan masyarakat tersebut menunjukkan bahwa masyarakat dan orang tua mempunyai partisipasi terhadap pelaksanaan pendidikan di SMP Muhammadiyah 58 Medan & SMK N 1 Beringin. Partisipasi masyarakat tersebut tentunya tidak hanya sebatas pada kepedulian terhadap kebutuhan dana sekolah melalui keikut sertaan dalam menyusun RAPBS dan sebagai sumber dana, tetapi masyarakat dapat ikut serta menentukan pengembangan kurikulum, dan ikut serta menentukan out pus sekolah. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Theobald (2006) yang menyatakan bahwa: Partisipasi masyarakat mempunyai hubungan yang fundamental terhadap pelaksanaan pendidikan termasuk di dalamnya permasalahan keuangan sekolah. Masyarakat yang demokratis mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kebijakan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan dan output pendidikan. Setiap perubahan dalam masyarakat yang demokratis diperlukan adanya perubahan kurikulum pendidikan, agar pendidikan yang dilakukan sesuai dengan kondisi perkembangan masyarakat.
Persamaan dengan hasil penelitian ini adalah sama-sama menyimpulkan bahwa masyarakat mempunyai peran penting dalam memberikan dukungan pembiayaan sekolah. Namun dalam penelitian ini lebih terfokus pada dukungan masyarakat dalam mendukung pembiayaan sekolah, sedangkan penelitian Theobald (2006), terfokus pada dukungan masyarakat terhadap kebijakan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan dan output pendidikan.
2. Alokasi dan Realisasi Pembiayaan Pendidikan di SMK N 1 Beringin & SMP Muhammadiyah 58 Medan
Hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi tentang alokasi dan realisasi pembiayaan pendidikan meliputi: alokasi dana untuk pembiayaan pendidikan secara umum bertujuan untuk memeratakan 9 pendidikan dan dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan. Sratategi pengalokasian pembiayaan pendidikan guna meningkatkan efisiensi penggunaan dana tersebut. Pendekatan efisiensi ini dilakukan dengan tujuan mengantisipasi keterbatasan dalam anggaran, prinsip ini dikenal sebagai prinsip dasar dalam managemen dalam pembiayaan sekolah ketika terjadi keterbatasan dalam sember daya yang ada mengacu kepada perencanaan yang telah ditetapkan. Mekanisme yang ditempuh didalam pelaksanaan kegiatan harus benar, efektif dan efisien. Penggunaan anggaran memperhatikan azas umum pengeluaran sekolah, yaitu pemanfaatan penggunaan uang sekolah minimal harus sama, apabila uang tersebut dipergunakan oleh pengelola sekolah. Setiap pelaksanaan kegiatan yang memberatkan anggaran belanja, ada ikatan-ikatan yang berupa pembatasan-pembatasan, larangan-larangan, keharusan-keharusan, dan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan setiap petugas yang diberi wewenang dan kewajiban mengelola uang sekolah. Apa yang direncanakan sudah dialokasikan sesuai dengan pos-pos yang ada. Penggunaan anggaran dan administrasi keuangan dilakukan oleh bendahara atas perintah kepala sekolah. Untuk pengendalian keuangan sekolah, Kepala Sekolah harus mengetahui setiap pengeluaran, setiap pengeluaran yang dilakukan oleh bendahara harus sesuai RAPBS yang dibuat. Penggunaan anggaran memperhatikan azas umum pengeluaran Negara khususnya yang bersumber APBN dan APBD, yaitu manfaat penggunaan uang Negara minimal harus sama apabila uang tersebut digunakan sendiri oleh masyarakat. Langkah kepala sekolah beserta jajarannya dalam mengelola keuangan sekolah meliputi (1) Merancang program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (2) Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan membuat perkiraan kebutuhan dana penunjang (3) Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan tersedianya daya dukung yang tersedia. RAPBS meliputi penggunaan untuk kegiatan operasional personal, operasional sekolah, 10 pengembangan akademik, rehap dan pengadaan serta perawatan, lebaran guru/karyawan, rekreasi keluarga guru/ karyawan untuk investasi. Alokasi dana yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 58 Medan & SMK N 1 Beringin, menunjukkan bahwa SMP Muhammadiyah 58 Medan & SMK N 1 Beringin telah melaksanakan menajemen keuangan yang baik, dimana dalam mengelola keuangan SMP Muhammadiyah 58 Medan & SMK N 1 Beringin telah melakukan proses proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian dan melakukan beberapa kegiartan dengan menetapkan sumber-sumber pendanaan dan alokasi pendaan yang merupakan implementasi dari pemanfaatan pendanaan. Persamaan dengan hasil penelitian Furtwengler (2008) dengan hasil penelitian ini adalah sama-sama menyimpulkan bahwa dalam pengelolaan keuangan sekolah perencanaan dan pengendalian dan pengawasan keuangan sangat diperlukan, namun dalam penelitian Furtwengler (2008) lebih terfokus pada fungsi pengendalian dan pengawasan terhadap perencanaan anggaran pada tahun berikut. Sedangkan dalam penelitian ini terfokus pada pengelolaan keuangan sekolah secara umum.
3. Pertanggungjawaban Dana Pendidikan di SMK N 1 Beringin & SMP Muhammadiyah 58 Medan
Hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi tentang pertanggungjawaban dana pendidikan meliputi: Kepala sekolah sebagai pengguna dana, diwajibkan menyusun Surat Pertanggungjawaban (SPJ) keuangan kepada sumber dana, baik pemerintah pusat, provinsi maupun kota dan orang tua murid. Khusus pelaporan kepada orang tua murid dilakukan sekolah melalui papan pengumuman. Pelaporan disertai dengan kelengkapan dan berbagai data pendukung, yang berupa bukti pengeluaran, dan perincian pengeluaran keuangan. Laporan keuangan dibuat oleh bendahara diketahui oleh kepala sekolah dan komite sekolah setiap bulan sekali. Selain laporan bulanan kepala sekolah diwajibkan membuat laporan triwulan tiga bulan sekali dan disampaikan kepada 11 pemerintah, orang tua melalui komite sekolah, dan melakukan evaluasi tentang realisasi penggunaan dana sekolah, format pelaporan sudah ditentukan oleh pemerintah. Penyampaian laporan bulanan kepada masyarakat disampaikan dengan cara ditempel pada papan pengumuman, sehingga setiap masyarakat, melalui siswa dan komite sekolah dapat membaca laporan keuangan. Laporan pertanggungjawaban dibuat secara tertulis oleh bendaharawan. Isi laporan pertanggungjawaban itu mengenai penerimaan dan pengeluaran dana sekolah dalam bentuk surat pertanggung jawaban (SPJ) yang dibuat setiap bulan dan setiap akhir tahun anggaran. Laporan tersebut, kadang-kadang dilengkapi dengan pemerikasaan langsung terhadap pembukuan dan penyimpanan uang tunai serta tanda bukti penerimaan dan pengeluaran dana. Laporan tersebut dimaksudkan agar bendaharawan dapat melaksanakan dengan benar, sah, efisien dalam menerima, menyimpan, dan menggunakan keuangan sekolah demi keselamatan keuangan sekolah. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pertanggung jawaban keuangan sekolah merupakan bagian dari proses menajemen keuangan, dengan laporan yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Okello-Obura and I.M.N Kigongon (2008) yang menyimpulkan bahwa pembiayaan program menghubungkan proses perencanaan, pemrograman dan sistem penganggaran menjadi satu. Dalam menentukan pembiayaan, lembaga yang akuntabel berupaya untuk memaksakan diri unuk mengelola sendiri biaya dan pendapatan. Selain itu setiap lembaga diwajibkan untuk menyusun laporan pertanggungjawaban secara teratur dan transparan. Adanya pertanggung jawaban yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan dari pihak yang terkait, khususnya dari para penyandang dana. 12 Persamaan dengan hasil penelitian ini adalah sama-sama menyimpulkan bahwa pertanggung jawaban keuangan merupakan sarana pengawasan yang merupakan salah satu fungsi manajemen keuangan, dengan laporan pertanggung jawaban yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Namun dalam penelitian Okello-Obura and I.M.N Kigongon (2008) lebih bersifat umum, sedangkan dalam penelitian ini terfokus pada laporan pertanggung jawaban keuangan sekolah.






KESIMPULAN DAN SARAN

Sumber pendapatan di SMK N 1 Beringin dan SMP Muhammadiyah 58 Medan tercantum dalam RAPBS. Sumber pendapatan yang diperoleh dari pemerintah Pusat melalui APBN, Pemerintah Provinsi melalui APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten Deli Serdang. Sumber pendapatan dari pemerintah berupa BOMM yang diperoleh melalui pengajuan proposal. Selain dari pemerintah, masyarakat dan orang tua murid mempunyai partisipasi yang besar terhadap pendanaan sekolah dengan cara memberikan dukungan dana untuk pelaksanaan program-program sekolah.
Alokasi dana untuk pembiayaan pendidikan secara umum bertujuan untuk memeratakan pendidikan dan dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan. Pengalokasian dana dilakukan secara efisiensi yaitu menggunakan anggaran sesuai dengan RAPBS yang telah ditetapkan untuk mengantisipasi keterbatasan dalam anggaran, mekanisme yang ditempuh di dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan benar, efektif dan efisien.
Pertanggung jawaban keuangan sekolah dibuat oleh bendahara dan Kepala sekolah diketahui oleh komite sekolah setiap bulan, disertai dengan kelengkapan dan berbagai data pendukung, yang berupa bukti pengeluaran, dan perincian pengeluaran keuangan. Selain dalam bentuk laporan bulanan, pertanggung jawaban keuangan sekolah dibuat secara berkala dalam bentuk laporan triwulan dan 13 lapaoran tahunan. Penyampaian laporan bulanan kepada masyarakat disampaikan dengan cara ditempel pada papan pengumuman, sehingga setiap masyarakat, melalui siswa dan komite sekolah dapat membaca laporan keuangan.
Penelitian ini disarankan untuk pemerintah, sumber pendapatan yang disediakan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten telah cukup untuk membiayai operasional sekolah, untuk itu ketersediaan dana oleh pemerintah perlu ditingkatkan agar biaya lain yang belum tersedia misalnya pengembangan sarana dan prasarana dapat dibiayai oleh pemerintah sepenuhnya. Untuk masyarakat, peran masyarakat dalam menunjang sumber pendapatan sekolah sudah cukup baik, namun disarankan agar partisipasi tersebut tidak hanya terbatas pada pembiayaan sekolah, namun bisa ditingkatkan pada pengelolaan pembelajaran. Untuk kepala sekolah, upaya kepala sekolah untuk menggali sumber pendapatan sudah baik, namun sumber pendapatan dari masyarakat dan orang tua, bila memungkinkan dikurangi, sehingga mengurangi beban masyarakat.











DAFTAR PUSTAKA

Thomas John. 1958. Pembiayaan Pendidikan (Konsep Pembiayaan Pendidikan).

Harsono. 2008. Pembiayaan Pendidikan (Konsep Dasar Mikro, Meso, dan Makro). Yogyakarta: Surayajaya Press.

Mantja W. 2008. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan. Malang: Penerbit Wineka Media.

Mulyasa E., 2003, Manajemen Berbasis Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Okello-Obura and I.M.N Kigongon, 2008, Financial Management and Budgeting Strategis for LIS Programmes, www.emeraldinsight.com/0024-2535.htm,

Theobald, Paul. 2006. A Case For Inserting Community Into Public School Curriculum. American Journal of Education, Academic Research Library.

Umiarso dan Imam Ghozali. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan; Menjual Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku Lembaga Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.


















SMK N 1 Beringin
SMP Muhammadiyah 58 Medan

Jumat, 19 Mei 2017

REVIEW JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN

https://www.dropbox.com/s/o4ipbparokg1z5t/Tugas%20Mandiri%20Kedua%20review.pdf?dl=0

TUGAS REVIEW JURNAL MANAGEMEN PENDIDIKAN

Tugas Mandiri Kedua
(Tugas Report)

Riview Jurnal Mnajemen Pendidikan

PEMBINAAN PROFESIONAL GURU SMK

 
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti Perkuliahan Manajemen Pendidikan


Oleh,

           NAMA : REZI ZULFAHMI
NPM : 1602050098


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Riview Jurnal. Shalawat dan salam kepada Rasul tercinta Muhammad SAW.

Makalah ini disusun sebagai tugas Riview Jurnal yang disesuaikan berdasarkan Jurnal tentang Manajemen Pnedidikan. Makalah ini berisi tentang Pembinaan Profesional Guru SMK (Kajian Kualitatif Pada SMK di Bandung.

Kritik dan Saran penulis harapkan bagi penyempurnaan Tugas Riview Jurnal ini. Semoga Riview Jurnal ini bermanfaat bagi setiap pembacanya.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................................................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................................................................................................................................................................ DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................................................................................................................................................................................ RINGKASAN JURNAL ................................................................................................................................................................................................................................................................................................ PEMBAHASAN ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................
PENUTUP ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................
Kesimpulan
...............................................................................................................................................................................................................................................................................................
Saran
................................................................................................................................................................................................................................................................................................


PENDAHULUAN


Saya memilih jurnal tentang Pembinaan Profesional Guru SMK adalah ketika saya nantinya menjadi seorang guru, maka saya harus menjadi guru yang profesional dan bermutu. Profesionalisme guru tidak lepas dari proses pembinaan guru baik pembinaan dari kepala sekolah dan pengawas atau dari Pusat-pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Pada umumnya SMK sebagai sekolah yang menghasilkan siswa yang kompetitif dan memiliki skill di dunia pekerjaan maka SMK harus menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu serta siap berkompetisi dalam bidang keahliannya serta dapat diserap oleh dunia usaha dan dunia industri. Guru sebagai sumber daya manusia (SDM) yang ada di SMK mempunyai peranan penting yang sangat menentukan dan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan, karena guru adalah pengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi para siswa. Gaji dan kesejahteraan salah satu faktor penyebab rendahnya mutu guru sehingga untuk meningkatkan mutu perlu ditingkatkan gaji dan kesejahteraan guru. Meskipun begitu peningkatan mutu guru tidak hanya dapat diselesaikan dengan memberikan gaji dan kesejahteraan yang cukup, tapi perlu juga dilakukan pembinaan kompetensi guru, hal ini sangat penting karena perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat, sehingga menuntut guru untuk terus menerus “mengupgrade” dirinya sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi dan pengetahuan. Pemerintah juga berkewajiban membina guru agar memiliki kompetensi yang memadai (profesional).


RINGKASAN JURNAL

JURNAL TABULARASA PPS UNIMED

Vol.6

No.1, Juni 2009

PEMBINAAN PROFESIONAL GURU SMK (KAJIAN KUALITATIF PADA SMK DI BANDUNG)

Arif Rahman

A.PENDAHULUAN

SMK harus menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu serta siap berkompetisi dalam persaingan dalam arti lulusannya memiliki kompetensi dalam bidang keahliannya serta dapat diserap oleh dunia usaha dan dunia industri. Output yang bermutu tidak lepas dari proses pendidikan dan latihan yang bermutu, untuk itulah maka perlu mempersiapkan tenaga-tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu serta kompetitif, Selain dari pada manajemen kurikulum dan sarana prasarana yang bermutu. Guru sebagai sumber daya manusia (SDM) yang ada di SMK mempunyai peranan penting yang sangat menentukan dan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan, karena guru adalah pengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi para siswa. Mutu guru dan profesionalisme guru tidak lepas dari proses pembinaan guru baik pembinaan dari kepala sekolah dan pengawas atau dari Pusat-pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK). Permasalahan peningkatan mutu guru tidak hanya dapat diselesaikan dengan memberikan gaji dan kesejahteraan yang cukup, tapi perlu juga dilakukan upaya-upaya pembinaan kompetensi guru, hal
ini sangat penting karena perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat, sehingga menuntut guru untuk terus menerus “mengabgrid” dirinya sehingga dapat mengikuti atau bahkan membuat suatu rekayasa teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Selain upaya guru untuk “mengabgrid”dirinya sendiri, pemerintah berkewajiban membina guru agar memiliki kompetensi yang memadai (profesional).

KAJIAN TEORI

a. Konsep Pembinaan Guru Sebagai Suatu Sistem
b. Pembinaan Guru Melalui Supervisi
c. Pembinaan Guru Melalui Pelatihan
d. Pembinaan Guru Melalui Pendidikan Lnjutan
e. Alternatif Model Pembinaan Kemampuan Guru SMK

METODOLOGI PENELITIAN

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Narbuko, Cholid dkkk 2004). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif yaitu upaya untuk lebih menekunkan kepada aspek pemahaman secara mendalam pada suatu pemahaman yang betujuan untuk memeahami secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif ini berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.

PEMBAHASAN

1. Konsep Pembinaan Guru Sebagai Suatu Sistem

Pembinaan guru mempunyai esensi “professional growth” dengan esensi pokoknya adalah keahlian teknis (professional technical expertise) serta perlu
ditunjang oleh kepribadian dan sikap profesional. Dengan pembinaan ini guru diharapkan dapat mengenal hambatan-hambatan, baik yang di luar maupun di dalam situasi hidup dan kerjanya, melihat segi-segi positif dan negatifnya serta menemukan pemecahan–pemecahan masalah yang mungkin. Melalui sistem pembinaan diharapkan ada suatu sistem bantuan profesional yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan profesional guru secara terus menerus, sehingga mutu pengelolaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru terjabarkan dalam Planning, Organizing, Actuating dan Evaluating pembelajaran yang bermutu.Ditataran implementasi banyak sekali jenis-jenis pembinaan tergantung pada cara dan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembinaan. Pembinaan berdasarkan tujuannya dapat dikelompokan sebagai pembinaan orientasi, pembinaan kecakapan, pembinaan kepribadian, pembinaan penyegaran dan pembinaan lapangan.

2. Pembinaan Guru Melalui Supervisi
Sergiovanni dan Starratt dalam Hariwung (1989: 133-134) mengetengahkan konsep supervisi yang dibedakan atas supervisi I dan supervisi II. Supervisi I memiliki asumsi-asumsi dasar bahwa dunia persekolahan adalah terstruktur dan dihubungkan secara ketat Supervisor yang memegang pandangan ini akan memfokuskan perhatian kepada kontrol manajemen dan strategi serta teknik-teknik supervisi yang dapat mengatur berbagai bagian dalam usaha supervisi. Supervisi II, sebaliknya didasarkan pada pandangan tentang pengajaran dan persekolahan yang benar-benar berbeda. Kunci bagi supervisi II adalah suatu pandangan baru dan lebih luas tentang motivasi dan kesepakatan guru-guru. Melalui supervisi pengajaran diharapkan mutu pengajaran yang dilakukan oleh guru semakin meningkat. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini tidak hanya ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen, kemauan dan motivasi guru.

3. Pembinaan Guru Melalui Pelatihan

Fungsi pelatihan dalam organisasi adalah sebagai segala kegiatan yang dirancang untuk memperbaiki kinerja personil dalam suatu pekerjaan di mana personil itu sedang atau akan diangkat menjabat pekerjaan tertentu. Pelatihan merupakan salah satu tipe program pembelajaran yang menitikberatkan pada kecakapan individu dalam menjalankan tugas-tugasnya. pelatihan dapat diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada personil yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan profesionalismenya. Pendidikan dan pelatihan bagi pengembangan SDM termasuk pengembangan profesi dan kinerja tenaga kependidikan sangat penting dikelola dengan baik.

4. Pembinaan Guru Melalui Pendidikan Lanjutan

Hariwung (1989: 9) yang menyatakan bahwa pendidikan dan pengajaran adalah proses yang memungkinkan individu untuk mengembangkan kemampuan, sikap serta perilaku-perilaku positif, sehingga yang bersangkutan dapat menyerap nilai-nilai budaya, serta memberikan respon cultural terhadap situasi tertentu di dalam kehidupannya. Kaitanya dengan pendidikan lanjutan untuk guru/pegawai. pembinaan kemampuan profesional guru melalui pendidikan lanjut adalah bentuk pembinaan dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan lanjutan ini dapat dilakukan atas insiatip sendiri dengan ijin dari atasan atau dapat juga melalui tugas belajar dari atasan.

5. Alternatif Model Pembinaan Kemampuan Guru SMK

Model konseptual yang diajukan merupakan hasil dari analisisSWOT (
strengtness, weakness, opportunity, treaths) dari data kualitatif yang penulis dapatkan. Data ini selanjutnya diolah dan dihimpun keunggulan-keunggulan yang diperoleh dan menghindari kelemahan-kelemahan dari model yang telah diterapkan. Dalam kajian ini yang dimaksud model adalah suatu pendekatan atau pola implementasi pembinaan kemampuan profesional guru sekolah menengah kejuruan. Atas dasar kajian teoritis, hasil penelitian, pembahasan, dan analisis SWOT.

KESIMPULAN

Pembinaan kemampuan profesional guru sekolah menengah kejuruan dilakukan Sub Dinas Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, sekolah menengah kejuruan sendiri, industri mitra PSG, asosiasi profesi dan oleh wadah-wadah MGMD serta K3S Kejuruan. Sub Dinas Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Kota/Bandung melalui pengawas sekolah menengah kejuruan melakukan pembinaan kemampuan profesional guru dengan melalui pendekatan supervisi. Kegiatan supervisi yang dilakukan ditujukan untuk mengkaji masalah-masalah dari segi administratif formal maupun memperhatikan upaya untuk memahami dan memecahkanmasalah-masalah proses pembelajaran yang dihadapi guru-guru dengan segera. Pembinaan melalui supervisi baik yang bersifat administratif formal maupun pemecahan masalah proses pembelajaran dilakukan juga oleh kepala sekolah. Masalah-masalah yang ditemukan oleh supervisor dalam kegiatansupervisi dapat ditindaklanjuti dengan pembinaan melalui wadah-wadah MGMD, K3S Sekolah Menegah Kejuruan, Organisasi Profesi, dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan akademik baik kemampuan akademik kependidikan maupun kemampuan akademik bidang kejuruannya, guru dibina melalui pendidikan lanjutan ke pendidikan tinggi yang sesuai untuk mengambil jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Guru-gurubidang produktif yang belum memiliki akta mengajar diarahkan untuk melanjutkan ke LPTK sebagai lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan sertifikat akta mengajar. Sedangkan untuk guru-guru telah memiliki akta mengajar diarahkan untuk dapat memperdalam bidang kejuruannya di perguruan-perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan keahlian.

PEMBAHASAN

A. Relevansi antara Topik Jurnal dengan Karya-karya dan Bidang Keahlian Penulis Adapun Relevansi antara Topik Jurnal dengan karya-karya dan Bidang Keahlian Penulis adalah Terdapat relevansi atara topik jurnal terhapad bidang keahlian penulis, dimana pada identitas jurnal tertera Arif Rahman merupakan akademis dari Universitas Negeri Medan.

B. Pokok-pokok Argumen Penulis di dalam pendahuluan adalah sebagai berikut :
1. Keunggulan-keunggulan yang ditawarkan oleh SMK, akan menarik minat para siswa lulusan dari SLTP untuk memasuki SMK secara kompetitif.
2. Guru sebagai pengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar bagi para siswa harus bermurtu, berkualitas dan profesional agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Untuk meningkatkan mutu guru harus dilakukan upaya-upaya pembinaan kompetensi guru, mengadakan inovasi atau pembaharuan sistem pendidikan dan latihan untuk guru-guru.

C. Pemilihan serta Cakupan Kajian Teori Adapun Literatur yang digunakan dalam penulisan adalah literatur baru karena hanya 2 (dua) pustaka yang dibawah tahun 2000 yang berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya. Hal Ini merupakan langkah pembaharuan penelitian yang terdahulu, sehingga penelitian terbaru memberikan informasi yang lebih baru dan yang akan sangat bermanfaat bagi pembaca dengan pembaharuan-pembaharuan kemudian.

D. Metodologi Penelitian yang digunakan dan Relevansinya Metodologi dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitataif karena penelitian ini mempunyai ciri-ciri setting yang aktual, peneliti adalah instrumen kunci, data bersifat deskriptif, analisis data bersifat induktif dan pemaknaan setiap kejadian dengan perhatian yang esensial.
Menurut Creswell (Emzir2010:27) menyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemaham yang berdasarkan pada metodologi dengan menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambar kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan obyek atau subyek yang diteliti sesuai dengan apa adanya dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik obyek yang diteliti secara tepat. Dari sisi lain sukdiknata (2010:72) menyebutkan bahwa penelitian yang berusaha mendeskriptifkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang dimana penelitian berusaha memotret peristiwa dan kejadian sesuai fokus yang telah ditetapkan. Dalam menemukan data yang benar tentang pembinaan profesional guru smk, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, observasi dan selanjutnya untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan sejak awal penelitian sampai akhir penelitian menggunakan teknik reduksi data, penyajian dan kesimpulan.

E. Kerangka Berpikir Penulis pada Bagian Pembahasan Penelitian ini dengan dilakukannya pembinaan kemampuan penilaian berbasis kompetensi dan pembinan profesional guru bidang produktif. Penilaian kompetensi yang
dilakukan memalui uji kompetensi dan pembinaan profesional guru bidang produktif dilakukan oleh kepala sekolah atau tim yang telah ditugaskan oleh kepala sekolah untuk tugas pembinaan.

F. Kesimpulan dan Saran yang Diajukan Penulis serta Implikasinya pada Penelitian Berikutnya Gambaran peneliti tentang model pembinaan kemampuan guru SMK yaitu model konseptual yang diajukan merupakan hasil dari analisis SWOT (strengtness, weakness, opportunity, treaths) dari data kualitatif yang penulis dapatkan. Data ini selanjutnya diolah dan dihimpun keunggulan-keunggulan yang diperoleh dan menghindari kelemahan-kelemahan dari model yang dimaksud model adalah suatu pendekatan atau pola implementasi pembinaan kemampuan profesional guru sekolah menengah kejuruan. Atas dasar kajian teoritis hasil penelitian pembahasan dan analisis SWOT.

G. Keunggulan dan Kelemahan Jurnal
Keunggulan Jurnal :
- Pemilihan Judul yang bagus untuk menarik minat para pembaca
- Abstrak jelas, sehingga dengan membaca abstrak saja pembaca dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut
- Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian lebih lanjut
- Memaparkan secara jelas latar belakang dari permasalahan mutu dan profesionalisme guru smk
- Keuntungan bagi sipembaca, agar dia mengatahui cara untuk melakukan pembinaan profesional guru untuk menambah mutu guru
- Penjelasan yang disampaikan pada pembahasan memaparkan cukup jelas
- Penggunaan tata bahasa yang sesuai EYD
- Menampilkan gambar dalam pembahasan agar lebih dimengerti sipembaca
Kekurangan jurnal :
- Space penulisan masih ada yang tidak beraturan
- Pada isi jurnal yang ditampilkan tidak lengkap
- Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya
- Jurnal ini tidak memiliki seperti landasan teori & metodologi penelitian sehingga belum memenuhi syarat sebagai jurnal
- Pada pembahasan jurnal banyak menggunakan singkatan kata-kata dan tidak menjelaskan arti dari singkatan tersebut sehingga sipembaca sulit untuk memahami bahasa tersebut.

A. Simpulan

1. Berdasarkan pembahasan jurnal
Berdasarkan analisis data pada pembahasan serta hasil penelitian bahwa Guru harus melakukan beberapa pembinaan tidak hanya dari kepala sekolah atau dari sekolah saja, pembinaan dari dinas pendidikan juga harus dilakukan agar menjadi guru yang profesional dan bermutu.
2. Untuk Jurnal
Isi dari pembahasan jurnal yang dibuat oleh penulis cukup jelas sehingga mudah dipahami bagi pembaca dan untuk membuat critical jurnal, walau masih ada beberapa langkah-langkah yang kurang untuk sebuah jurnal.

B. Saran untuk tindak lanjut jurnal

Berdasarkan hasil dari penelitian review jurnal, bahwa saran dan tindak lanjut untuk sipenulis harus lebih memahami aturan-aturan dalam pembuatan jurnal yang baik dan benar, agar bagi pembaca jurnal lebih mudah memahami isi dari jurnal. Menjelaskan arti dari singkatan Kata-Kata agar lebih mudah dimengerti para pembaca.

Sabtu, 25 Februari 2017

Pentingnya Teori Manajemen Pendidikan

Manajemen Pendidikan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan pendidikan, secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang diterapkan dalam bidang pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang berkaitan dengan pendidikan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kondisi perkembangan lembaga pendidikan di Yogyakarta. mulai dari kebijakan pemerintah/yayasan, kondisi dan perkembangan masyarakat, Kepala Sekolah, guru karyawan dan siswa. Dengan kondisi semacam ini SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta terpanggil untuk bergerak kedepan untuk menuju cita-citanya. Dengan menginginkan institusi tempat kerjanya menjadi tempat nyaman serta mendapatkan hasil kerja yang melimpah dan berfaedah untuk masyarakat luas. [Lebih Lengkapnya]

TALKING ABOUT SELF

MATERI PEMBELAJARAN "TALKING ABOUT SELF" Sekolah                       : SMK Muhammadiyah 08 Medan Mata Pelajaran   ...